Cheng Ho (Zheng He) adalah seorang Muslim Cina yang hidup sekitar abad XV. Selama hidupnya Cheng Ho melakukan petualangan antarbenua sebanyak tujuh kali berturut-turut dalam kurun waktu 28 tahun (1404 - 1433), tak kurang ke 30 negara di Asia, Timur Tengah dan Afrika. Cheng Ho lahir pada tahun 1371 berasal dari propinsi Yunan sebagai seorang Hui (etnis Cina yang muslim). Kakeknya seorang haji dan ayahnya, Mahazi, juga seorang haji. Sewaktu kaisar Dinasti Ming mencanangkan program pengembalian kejayaan Cina setelah kejatuhan dinasti Mongol (1368), Cheng Ho yang telah menjadi perwira kerajaan menawarkan diri untuk mengadakan muhibah ke berbagai penjuru negeri.
Ekspedisi Cheng Ho ke Samudra Barat (Laut Cina Selatan) sampai Afrika mengerahkan armada yang sangat besar. Pertama mengerahkan 62 kapal besar dan belasan kapal kecil yang digerakkan oleh 27.800 awak. Adapun perlayaran ke-7 terdiri dari 61 kapal besar dengan 27.550 awak.
Armada Ming dibawah komendo Cheng Ho memulai ekspedisinya pada tahun 1405, dimulai dengan menunaikan shalat di masjid tua di kota Quanzhou (propinsi Fujian). Pelayaran pertama ini mencapai Asia Tenggara (semenanjung Malaya, Sumatra, dan Jawa). Ketika berkunjung ke Samudra Pasai, dia menghadiahi Lonceng Raksasa Cakradonya kepada Sultan Aceh. Lonceng tersebut kini tersimpan di museum Banda Aceh.
Pada tahun 1415 Cheng Ho singgah di Muara Jati (Cirebon) dan beberapa cendera mata dipersembahkan kepada Sultan Cirebon. Satu piring bertuliskan Ayat Kursi saat ini masih tersimpan di keraton Cirebon. Perjalanan dilanjutkan ke Tuban (Jawa Timur) dan kepada warga pribumi, Cheng Ho mengajarkan tata cara pertanian. Demikian pula sewaktu singgah di Gresik.
Kunjungan dilanjutkan ke Surabaya yang jatuh pada hari Jum'at dan Cheng Ho mendapat kehormatan menyampaikan khotbah di hadapan warga Surabaya. Selanjutnya pada kunjungan ke Mojokerto (pusat kerajaan Majapahit), Cheng Ho beraudiensi dengan raja Majapahit waktu itu, Wikramawardhana.